Sejak Sir Alex Ferguson menutup lembaran emasnya bersama Manchester United pada tahun 2013, klub ini tampak kesulitan menemukan arah yang jelas. Warisan kejayaan yang ia tinggalkan—13 gelar Premier League dalam 21 musim—menjadi standar tinggi yang belum bisa dicapai oleh para manajer penerusnya.
Salah satu faktor utama yang terus menjadi sorotan dalam kemerosotan MU adalah kebijakan transfer yang buruk. Rekrutmen pemain yang tidak tepat telah menelan dana ratusan juta paun, dengan hasil yang jauh dari harapan. Kasus terbaru Andre Onana yang dipinjamkan ke Trabzonspor menjadi simbol kegagalan sistematis ini.
Berikut ini adalah 10 transfer terburuk Manchester United dalam era pasca-Ferguson—sebuah daftar mahal yang seharusnya jadi pelajaran penting bagi klub:
10. Anthony Martial – Bakat Besar, Realisasi Minim
Didatangkan dari AS Monaco saat masih remaja dengan harga awal £36 juta (bisa naik jadi £58 juta), Martial sempat dianggap sebagai bintang masa depan. Namun, setelah sembilan musim, hanya tiga musim di mana ia mencetak lebih dari 10 gol liga. Angka yang jauh dari cukup untuk striker utama klub sebesar Manchester United.
9. Paul Pogba – Kembali dengan Harga Fantastis, Pergi Tanpa Peninggalan Besar
MU membayar £89 juta untuk memulangkan Pogba dari Juventus pada 2016. Meski sempat bersinar di musim 2018/19, performa Pogba inkonsisten dan kerap terganggu cedera serta kontroversi di luar lapangan. Hasil akhirnya: Pogba hengkang secara gratis ke Juventus lagi di 2022.
8. Mason Mount – Musim Debut yang Gagal Menjawab Ekspektasi
Diboyong dari Chelsea dengan mahar £55 juta, Mount baru menjalani satu musim di Old Trafford. Namun, kontribusinya masih minim: hanya 4 gol dan 2 assist dari 50 laga di semua ajang. Pelatih Ruben Amorim masih memberinya kesempatan, tapi sejauh ini, investasi tersebut belum menunjukkan hasil memuaskan.
7. Rasmus Højlund – Harapan yang Terlalu Cepat Padam
Didatangkan dari Atalanta dengan nilai transfer mencapai £72 juta, Højlund sempat dilabeli sebagai striker masa depan MU. Sayangnya, performa di musim keduanya anjlok, hanya mencetak 4 gol liga. Akhirnya dipinjamkan ke Napoli dengan opsi beli, membuat banyak pihak mempertanyakan logika transfernya sejak awal.
6. Alexis Sánchez – Superstar yang Redup di Old Trafford
Didatangkan dalam pertukaran dengan Mkhitaryan, Sánchez membawa harapan besar setelah tampil luar biasa di Arsenal. Namun, di MU, ia hanya mencetak 5 gol dalam 45 laga. Gajinya yang tinggi memperburuk situasi. Ironisnya, ia tampil lebih baik saat pindah ke Inter Milan.
5. Jadon Sancho – Investasi Besar yang Tak Terbayar
Dibeli seharga £73 juta dari Borussia Dortmund, Sancho datang dengan reputasi bintang muda terbaik Eropa. Namun, penampilannya di MU stagnan: hanya 12 gol dalam dua musim dan terlibat konflik dengan pelatih. Kini, ia sudah tiga kali dipinjamkan dan kontraknya akan habis pada 2025—sebuah kerugian besar bagi klub.
4. André Onana – Dari Finalis UCL ke Cadangan
Onana diboyong dari Inter Milan dengan harapan menggantikan De Gea. Namun, penampilan buruk dan serangkaian blunder membuatnya kehilangan tempat di tim utama. Setelah dua musim mengecewakan, MU meminjamkannya ke Trabzonspor, pertanda akhir dari eksperimen yang gagal.
3. Memphis Depay – Tak Siap dengan Tekanan Old Trafford
Didatangkan dari PSV sebagai calon bintang baru, Depay tak mampu beradaptasi dengan cepat. Dalam dua musim, ia hanya mencetak dua gol liga sebelum dilepas ke Lyon. Di Prancis, performanya justru kembali menanjak—menandakan kegagalan MU mengelola potensi mudanya.
2. Donny van de Beek – Korban Sistem dan Cedera
Van de Beek adalah bagian dari skuad emas Ajax yang mencapai semifinal UCL 2019. Tapi sejak pindah ke MU, ia nyaris tak mendapat menit bermain reguler. Cedera memperparah nasibnya. Setelah empat tahun, ia dilepas ke Girona dengan nilai tak sampai £1 juta—kontras dengan harga belinya £35 juta.
1. Antony – Transfer Terburuk Sepanjang Sejarah MU?
MU menggelontorkan £85 juta untuk Antony dari Ajax—sebuah harga yang diyakini terlalu mahal sejak awal. Dalam 95 laga, winger Brasil ini hanya mencetak 12 gol dan sering kali tampak kehilangan arah. Akhirnya, ia dijual ke Real Betis dengan kerugian sekitar £65 juta. Banyak fans menyebutnya sebagai transfer terburuk dalam sejarah klub.
Kesimpulan: Saatnya MU Belajar dari Masa Lalu
Daftar di atas bukan sekadar catatan kegagalan individu, tapi juga cerminan dari strategi transfer yang bermasalah: keputusan reaktif, tanpa perencanaan matang dan minim analisis jangka panjang.
Jika ingin kembali menjadi kekuatan dominan di Premier League, Manchester United harus memperbaiki fondasi rekrutmennya—berani berkata tidak pada transfer emosional, dan mengedepankan data, kebutuhan taktis, serta nilai jangka panjang.