Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) memulai proses pemulangan terhadap 78 warga negara Indonesia (WNI) yang sedang berada di Nepal ketika kerusuhan terjadi di negara tersebut. Para WNI tersebut sebelumnya berada di Nepal untuk menghadiri konferensi internasional atau sekadar berwisata.
Proses evakuasi dilakukan secara bertahap melalui penerbangan komersial dari Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu. Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, menyampaikan hal ini dalam pernyataannya di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu (13/9/2025).
“Hingga saat ini sudah ada beberapa gelombang kepulangan WNI sejak bandara dibuka kembali. Mereka pulang dengan pesawat komersial,” ujar Judha.
Pemulangan dimulai pada 11 September 2025 dengan 18 WNI berhasil dipulangkan. Pada 12 September, 22 orang lainnya menyusul. Kemudian, pada 13 September, 17 WNI dijadwalkan pulang ke Indonesia, sehingga total yang telah kembali mencapai 57 orang.
“Masih ada 21 WNI lagi yang akan dipulangkan. Sebanyak 17 orang direncanakan pulang pada 14 September, 2 orang pada 15 September, dan sisanya 2 orang lagi akan kembali pada 18 September,” tambah Judha.
Kemlu menargetkan seluruh WNI yang hanya melakukan kunjungan singkat di Nepal bisa kembali ke Indonesia paling lambat tanggal 18 September 2025.
56 WNI Memilih Tetap Tinggal di Nepal
Selain itu, terdapat 56 WNI yang memutuskan untuk tidak kembali ke Tanah Air. Menurut Judha, mereka memilih menetap di Nepal karena memiliki keluarga di sana.
“Mereka memang tinggal secara permanen di Nepal dan merasa lebih aman untuk tetap di sana,” katanya.
Judha juga menegaskan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban dalam kerusuhan tersebut. Seluruh 134 WNI yang berada di Nepal dalam kondisi aman setelah dievakuasi, termasuk dari hotel yang sempat menjadi sasaran massa.
“Syukurlah tidak ada yang terluka. Beberapa delegasi memang sempat menginap di Hotel Hilton yang terkena dampak kerusuhan, namun kami segera memindahkan mereka ke lokasi yang lebih aman,” jelasnya.
KBRI Siapkan Rencana Kontingensi
Sebagai langkah antisipatif, KBRI di Dhaka telah menyusun skenario darurat untuk melindungi WNI jika situasi di Nepal memburuk. Judha menyampaikan bahwa pemerintah siap menghadapi berbagai kemungkinan ke depan.
“Kami harap situasi tetap kondusif. Namun sebagai langkah perlindungan, kami siapkan rencana kontingensi untuk segala kemungkinan eskalasi,” pungkasnya.