Jakarta, 17 Agustus 2025 – Rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia berlangsung meriah di Kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8). Acara dimulai dengan upacara pengibaran Bendera Merah Putih yang dikemas dalam seremoni Detik-Detik Proklamasi.
Tampak para tamu undangan dan peserta upacara menunjukkan antusiasme tinggi. Beragam hiburan dan atraksi, termasuk aksi dirgantara di atas langit Jakarta, turut memeriahkan suasana.
Upacara akan dilanjutkan pada sore hari dengan penurunan bendera yang dijadwalkan berlangsung pukul 17.00 WIB di lokasi yang sama. Selain upacara resmi, pemerintah juga menggelar Pesta Rakyat di kawasan Monas dan lingkungan Istana Merdeka sebagai bagian dari perayaan HUT RI ke-80.
Mengangkat tema “Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, perayaan tahun ini dirancang sebagai refleksi semangat persatuan dan kedaulatan bangsa. Presiden RI Prabowo Subianto, dalam sambutannya, menyampaikan komitmen pemerintah dalam menjaga kedaulatan wilayah, termasuk menyikapi sengketa perbatasan yang kembali mencuat.
Isu Ambalat Kembali Mencuat
Menjelang peringatan HUT RI, sengketa wilayah Blok Ambalat kembali menjadi sorotan. Wilayah perairan yang berada di Laut Sulawesi, tepatnya di antara Kalimantan Timur dan Sabah, Malaysia, sejak lama menjadi objek klaim tumpang tindih antara Indonesia dan Malaysia.
Malaysia baru-baru ini menolak penggunaan istilah “Ambalat” oleh Indonesia untuk menyebut wilayah tersebut. Negeri Jiran bersikukuh bahwa wilayah itu—yang juga dikenal sebagai Blok ND-6 dan ND-7—merupakan bagian dari yurisdiksi mereka, mengacu pada putusan Mahkamah Internasional (ICJ) tahun 2002.
Terkait hal ini, Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia dan Malaysia kini tengah mencari solusi damai. Pernyataan tersebut disampaikan Presiden saat diwawancara media di Jakarta, Kamis (7/8).
“Kita cari penyelesaian yang baik dan damai. Ada itikad baik dari kedua pihak,” ujar Presiden Prabowo seperti dikutip dari detikNews, Minggu (17/8).
Wakil Ketua MPR Soroti Penamaan Ambalat
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menanggapi pernyataan Malaysia dengan menekankan bahwa istilah “Ambalat” memiliki landasan historis yang kuat.
“Sepanjang ini penamaan wilayah tersebut sudah melalui sejarah yang panjang. Istilah itu sudah lama digunakan dalam diskusi resmi dan pembahasan nasional,” kata Eddy Soeparno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/8).
Pengamat Maritim: Diplomasi Damai Harus Diimbangi Ketegasan
Dalam editorial khusus detikSore, pengamat maritim Marcellus Hakeng Jayawibawa mengungkapkan bahwa pendekatan diplomasi damai yang diusung Presiden Prabowo perlu diimbangi dengan sikap tegas terhadap pelanggaran batas wilayah.
“Pemerintah harus konsisten dan tegas. Diplomasi damai penting, tapi tidak boleh melemahkan posisi hukum dan kedaulatan Indonesia,” ujar Marcellus.
Tayangan Khusus HUT RI
Masih dalam rangka peringatan HUT RI ke-80, detikSore juga menghadirkan tayangan khusus yang menampilkan momen-momen penting upacara, termasuk pengibaran bendera di dasar laut oleh tim penyelam nasional.
Perayaan tahun ini bukan hanya seremoni, namun juga penegasan komitmen negara dalam menjaga keutuhan wilayah dan memperkuat persatuan nasional di tengah tantangan geopolitik kawasan.